Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

[Koran-Digital] FIRMANZAH: Selamat Jalan Ekonom Pembangunan

Selamat Jalan Ekonom Pembangunan PDF Print
Thursday, 15 March 2012
Jumat, 9 Maret 2010, merupakan hari berduka bagi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (FEUI). Pada tanggal tersebut,11 tahun yang lalu
(9 Maret 2001) FEUI kehilangan begawan ekonomi Prof Soemitro
Djojohadikoesomo di usia 84 tahun.


Pada tanggal yang sama FEUI berduka atas berpulangnya salah satu putra
terbaik FEUI yaitu Prof Widjojo Nitisastro di usia 85 tahun. Suasana
berkabung masih dirasakan tidak hanya di Kampus FEUI,tetapi juga para
teman, kerabat, kolega, rekan kerja,dan masyarakat. Prof Widjojo
Nitisastro merupakan guru,pembimbing,pemimpin, dan panutan tidak hanya
di kalangan ekonom FEUI, tetapi juga bagi sarjana ekonomi dan birokrat
di Indonesia. Kekuatan pemikiran,daya analisis, ketelitian, ke-rendahan
hati, kepemimpinan, dan ketenangan dirinya merupakan percikanpercikan
sikap sebagai seorang cendekia.

Semasa hidup Prof Widjojo Nitisastro selalu mengajarkan bahwa menjadi
seorang intelektual tidak cukup hanya sampai menulis.Dibutuhkan
komitmen, keteguhan hati, sikap, integritas, dan keberpihakan untuk
selalu mencari solusi atas persoalan ekonomi. Pengalaman in-vivo penulis
kepada ekonom pembangunan ini begitu singkat, namun penuh kesan.Rentang
zaman dan pengalaman membuat setiap perjumpaan dengan Prof Widjojo
Nitisastro selalu penuh dengan kesan mendalam. Tidak hanya beliau
sebagai ekonom besar, tetapi terlebih dari itu beliau juga sebagai bapak
dan guru bagi FEUI.

Pertemuan Mengesankan

Open House Idul Fitri, 19 September 2009, di kediaman Prof Widjojo
Nitisastro merupakan momen yang tidak terlupakan bagi saya. Kala itu,
sebagai dekan baru FEUI,saya diundang ke rumah beliau untuk silaturahmi.
Perjumpaan dengan ekonom yang sangat berpengaruh secara intelektual dan
peletak kebijakan dasar perencanaan pembangunan membuat perasaan
bercampur aduk. Di satu sisi harus tetap bersikap layaknya seorang dekan
FEUI, tetapi di sisi lain rasa kagum dan hormat yang begitu dalam tidak
dapat menutupi rasa gugup berjumpa pertama kali dengan beliau.

Masuk di rumah Prof Widjojo Nitisastro dan disapa langsung oleh beliau
yang pada waktu itu duduk di kursi roda memberikan rasa nyaman yang luar
biasa. Sapaan beliau,'Selamat datang Pak Dekan…' meruntuhkan rasa grogi
dan gugup yang mendera selama perjalanan menuju rumah beliau.Sosok
intelektual dan ekonom dengan kerendahan hati, keramahan, dan kehangatan
memberikan kesan kuatnya rasa humanis Prof Widjojo Nitisastro. Pertemuan
berikutnya terjadi ketika saya bersama pimpinan Lembaga Demografi
(LD-FEUI) berkunjung ke rumah beliau untuk bersilaturahmi. Prof Widjojo
Nitisastro merupakan pendiri LDFEUI pada 1964.

Pendirian lembaga ini tidak terlepas dari pemikiran beliau bahwa ekonomi
dan demografi tak terpisahkan. Diskusi berlangsung dengan penuh
kekeluargaan dan mengejutkan bagi kita adalah daya ingat Prof Widjojo
Nitisastro akan peristiwa dan kejadian begitu detil dan tidak terkesan
menggurui. Saya teringat pesan Prof Subroto yang menganalogikan Prof
Widjojo Nitisastro seperti begawan Abiyasa yang selalu tenang dan tempat
mendapatkan nasihat.

Pengaruh Intelektual dan Kelembagaan

Prof Widjojo Nitisastro adalah pendidik yang selalu mendasari analisis
berdasar data empiris. Pada 1955 beliau diangkat sebagai direktur
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI yang pada saat itu
menggantikan Prof Dr Sumitro Djojohadikusumo. Pada 1964-1968 beliau
menjadi dekan FEUI dan memberikan fondasi kehidupan akademis kampus di
tengah ketidakstabilan kondisi politik,ekonomi, dan keamanan nasional.

Ruang kerja intelektual dan kaum cendekia tidak dibatasi pada
perpustakaan dan laboratorium.Komitmen Prof Widjojo Nitisastro untuk
terlibat aktif membantu pemerintah menunjukkan tugas kaum intelektual
dan cendekia tidak pada ruang hampa.Implementasi ilmu untuk membuat
kondisi bangsa menjadi lebih baik merupakan panggilan pengabdian
intelektual yang dibalut dengan integritas keilmuan. Pengaruh akademik
Prof Widjojo Nitisastro yang melihat stabilitas sebagai primecausa bagi
pembangunan ekonomi terasa sampai sekarang.

Pada akhir Orde Lama perekonomian Indonesia berhadapan dengan persoalan
besar yaitu inflasi dan instabilitas. Dua hal ini menjadi perhatian
utama Prof Widjojo Nitisastro untuk merumuskan rencana pembangunan
selama beliau menjabat sebagai ketua Bappenas yang dijabat pada
1967–1983. Menjinakkan inflasi dan arah pembangunan jangka panjang
berbasis pertanian dan industrialisasi bertahap menjadi dasar penyusunan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Struktur demografi dan laju pertumbuhan populasi mendapatkan perhatian
khusus bagi Prof Widjojo Nitisastro sebab mayoritas persoalan ekonomi
merupakan turunan dari hal ini. Pendekatan multidisiplin dan
multisektoral untuk menganalisis dan merumuskan kebijakan ekonomi sangat
mewarnai perjalanan sebagai intelektual dan birokrat. Pemikiran Prof
Widjojo Nitisastro berada dalam ketegangan menolak 'free fight
liberalism' dan 'etatisme'. Perimbangan peran pemerintah dan swasta
dalam pembangunan ekonomi merupakan dasar perencanaan pembangunan.

Posisi pandangan yang mengambil jalantengah di antara dua kutub
mainstream ideologi dianggap paling sesuai dengan kondisi negara
berkembang. Landasan pemikiran Prof Widjojo Nitisastro menegaskan bahwa
pemerintah perlu mengambil langkah aktif dan proaktif dalam merumuskan
langkah-langkah untuk meningkatkan ekspor, pengendalian jumlah penduduk,
inflasi, penciptaan stabilitas,produksi pangan dan pertanian, dan perang
melawan korupsi. Tujuan dan arah pembangunan ekonomi nasional adalah
mengangkat harkat dan martabat rakyat kecil.

Semasa hidup Prof Widjojo Nitisastro selalu menunjukkan bahwa ide dan
gagasan perlu disertai dengan kerja keras untuk mewujudkannya.
Berpikir,menulis, dan memutuskan merupakan lingkaran yang bertaut satu
dengan yang lain. Seperti manusia biasa,tiada gading yang tak
retak.Pelajaran baik pada masa lalu menjadi sumber penyusunan kebijakan
ekonomi Indonesia masa depan. Sementara kekurangan pada masa lalu
menjadi pembelajaran bagi generasi sekarang dan akan datang untuk
memperbaikinya. Selamat jalan Prof Widjojo Nitisastro.

Terima kasih telah menunjukkan nilai hidup sebagai seorang intelektual
yang selalu konsisten. Semangat untuk tidak lelah mengabdi dan mencintai
Indonesia akan selalu menginspirasi generasi sekarang dan selanjutnya.
Selamat jalan ekonom pembangunan. ●

PROF FIRMANZAH PHD
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/477784/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
, Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Newer Post Older Post

Powered by Blogger.