Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

[Koran-Digital] WAWANCARA HATTA RAJASA- Hindari Kepentingan Pragmatis

WAWANCARA KETUA UMUM DPP PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) HATTA RAJASA-
Hindari Kepentingan Pragmatis PDF Print
Thursday, 15 March 2012
MOMENTUMperubahan menjelang 2014 menjadi perjalanan yang sangat penting
bagi dunia perpolitikan di Tanah Air. Perubahan ini juga dirasakan
banyak tokoh politik, termasuk Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional
(PAN) Hatta Rajasa.


Berikut ini wawancara dengan Hatta Rajasa yang juga merupakan menko
perekonomian:

Momentum perubahan menjelang tahun 2014 sangat penting.Pak Hatta tidak
ingin kehilangan momentum itu karena sebagai salah satu tokoh bangsa
tentu harus punya peran besar. Pak Hatta menyiapkan momentum itu seperti
apa?

Saya sungguh setuju bahwa 2014 adalah merupakan tahun yang sangat
penting bagi perjalanan bangsa. Oleh sebab itu saya pun tidak ingin
kehilangan momentum tersebut.Sebagai anggota Kabinet Indonesia Bersatu
II, 2014 adalah masa akhir pengabdian. Oleh sebabitusaya ingin
mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran saya untuk menyukseskan
pemerintahan ini mencapai sasaran 2014.Tentu saja sebagai menko
perekonomian saya harus mencapai sasaran pertumbuhan yang tinggi,
pendapatan per kapita USD5.000,GDPdi atas USD1 triliun, kemiskinan turun
pada angka 8–10% dan pengangguran turun pada angka 5–6%.

Meski demikian,sebagai ketua umum partai, saya punya kewajiban untuk
mempersiapkan partai saya sebagai partai yang juga sukses mencapai
sasarannya, yaitu mencapai double digitpada pemilu mendatang.
Mempersiapkan pekerjaan besar kita,di samping menyukseskan program-
program pembangunan ekonomi masyarakat,juga mempersiapkan pesta
demokrasi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, jauh dari
praktik-praktik kotor dan mengedepankan kesantunan dalam politik. Karena
dengan sistem demokrasi yang baik kita bisa mengantarkan pemimpin yang
terbaik pula.

Bisa dipastikan perpolitikan akan semakin panas,
saatinipunmulaiterlihatsedikit gaduh,tetapi kewajiban kita pulalah
sebagai pemimpin untuk menahan diri dan mengutamakan kepentingan yang
lebih besar (bangsa dan negara) daripada kepentingan sempit atau
kepentingan kelompok dan pragmatis.Karena itu akan dapat mengoyak
keutuhan dan capaianyangsudahkitaraihsaat ini.

Pak Hatta termasuk tokoh yang baik untuk punya akses ke politik, ke
rakyat maupun ke kalangan lain.Tidak salah pula bila Pak Hatta ikut
dalam kompetisi di 2014 nanti?

Begini, banyak orang mengatakan parpol itu identik dengan kekuasaan. Itu
tidak salah walaupun itu tidak cukup. Kalau menurut saya, misinya harus
berhimpitan dengan misi negara, yaitu membangun masyarakat. Jadi kalau
partai saya memang harus bisa memb e - rikan sumbangan kepada bangsanya
dan itulah esensinya. Kekuasaan ya sasaran, tetapi bukan tujuan dan itu
juga bukan theultimate goal political party.Seharusnya tidak otomatis
ketua umum partailah yang menjadi capres.

Karena partai pun harus membuka ruang bagi putra terbaik. Bagaimana kita
mencari pemimpin terbaik, sistem yang mengatarkan itu nanti. Jadi tidak
serta-merta ketua umum partainya.Saya ketua umum partai mengatakan,
belum tentu ketua umum partai melakukan itu (mencalonkan diri sebagai
capres).Namun apabila sistem rekrutmen sudah berjalan dengan baik, kader
partai terbaiklah yang pantas dicalonkan sebagai presiden. Jadi itu yang
saya katakan.Kita harus siap untuk menghadapi, untuk berperan dalam
kondisi dan keadaan apa pun.Tapi ketika peran itu ada dalam diri kita,
maka kita harus menjadi the best di situ.

PAN sepertinya sudah yakin the best-nya itu adalah Bapak?

Saya tidak berani mengatakan sayalahthe best di partai,tetapi saya tidak
bisa menghalangi kehendak semua kader partai untuk menyampaikan pikiran
dan aspirasinya. Karena sesungguhnya pemimpin harus membuka ruang bagi
seluruh kader untuk menyampaikan pikiran dan aspirasinya sehingga partai
menjadi hidup dan memiliki semangat untuk berjuang. Biasanya sebuah
partai selalu memiliki sebuah jargon "presiden dan menang". Memang
partai politik harus begitu. Karena untuk menumbuhkan spirit dan
semangat ya harus memiliki jargon itu.

Yang membuat posisi Bapak tidak enak itu sepertinya besan Bapak,Pak SBY
ya? Padahal Pak Hatta bisa melakukan sesuatu yang sangat leluasa?

Hahaha.... Kalau besan itu tangan Tuhan. Kita tidak bisa merencanakan
besanan itu dengan siapa. Tapi semua itu tentu saja tidak menghalangi my
freedom untuk mengekspresikan apa pun meski saya menterinya Pak SBY
juga. Tapi dari sisi-sisi lain, saya tetap Hatta Rajasa. Jadi menurut
saya,ada sisi-sisi kekeluargaan yang harus kita hormati dan
respect,tetapi ada pula hubungan-hubungan dalam pemerintahan yang di
mana saya adalah pembantu Presiden yang harus menjalankan kebijakan-
kebijakan Presiden. Sejauh ini Pak SBY sangat bisa membedakan antara
saya sebagai menteri dan kapan Pak SBY bersikap sebagai keluarga.

Bapak tadi mengatakan untuk kompetisi yang fair misalnya saja tidak ada
lagi dikotomi, apakah itu dari Jawa atau luar Jawa. Jadi masyarakat
harus melihat yang the best. Bagaimana bapak aware untuk melihat jangan
ke situ atau tidak lagi ada dikotomi?

Saya setuju, memang seharusnya demikianlah prinsipprinsip
demokrasi,tidak membedakan latar belakang dari mana pun berasal.Namun
kita pun harus menghormati dan menghargai realitas yang tumbuh dan
berkembang dalam budaya masyarakat kita. Pendekatan- pendekatan kultural
dan emosional masih sangat kuat. Di sinilah diperlukan kesabaran dan
ketekunan kita sebagai pemimpin untuk menempatkan prinsip-prinsip
kesamaan kesetaraan tidak membeda-bedakan dan prinsip yang terbaiklah
yang memimpin. Menurut pandangan saya, meritokrasi harus muncul.

Saya yakin keadaan sekarang sudah sangat berubah, masyarakat kita sudah
cukup rasional untuk mencari sosok pemimpinnya dan masyarakat sudah
sangat rasional pula untuk membedakan Jawa dan luar Jawa. Jadi jangan
pernah kita memulai sesuatu dengan diskriminasi karena itu akan
melemahkan kita.Oleh karena itu semua ini perlu ketekunan dan kesabaran
kita untuk melakukan pendidikan politik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Bapak sudah saatnya perlu berulang-ulang menyampaikan hal ini kepada
masyarakat, bukan sebagai menko perekonomian, tetapi sebagai tokoh
bangsa. Bagaimana menurut Bapak?

Ya tentu saja di dalam PAN sendiri program ini adalah program utama
sebagai program yang kita sebut pendidikan untuk masyarakat.Yang pada
intinya menjelaskan hak-hak politik demokrasi, kemajemukan, dan
keadilan. Kalau kita berulang-ulang menyampaikan hak-hak politik
masyarakat dan kewajiban sebagai warga negara, maka demokrasi kita akan
semakin matang di mana seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban
yang sama tanpa ada perbedaan. rarasati syarief

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/477867/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Newer Post Older Post

Powered by Blogger.