Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

[Koran-Digital] Kangsadewa, Preman Elite di Kerajaan Mandura

ADA suatu hari Raja Mandura Prabu Basudewa beranjangsana ke Hutan Madeki untuk berburu. Entah kenapa, kali ini Basudewa tidak mengajak ketiga istrinya. Ia hanya menggandeng Dewi Mahindra dan Dewi Badrahini. Adapun Dewi Maerah ditinggal di istana.

Keputusan Basudewa meninggalkan Maerah itulah yang kelak di kemudian hari menimbulkan krisis politik pelik di Mandura.

Basudewa tidak pernah menduga ada raja negara lain yang jatuh cinta kepada Maerah. Dia adalah Gorawangsa, penguasa Kerajaan Guwabarong yang bertubuh raksasa.

Sudah lama Gorawangsa menyusun langkah dan menunggu kesempatan untuk memenuhi hasrat cintanya kepada Maerah. Maka, ketika Basudewa pergi dan meninggalkan Maerah, itulah momen yang ditunggu-tunggu.

Dengan aji kemayan, Gorawangsa mampu mengubah dirinya persis seperti Basudewa. Ia kemudian masuk Istana Mandura dengan leluasa. Semua sentana dalem dan prajurit tidak tahu bahwa Basudewa yang melenggang itu palsu. Pun demikian dengan Maerah.

Singkat cerita, Basudewa jadijadian itu dapat bertemu Maerah secara pribadi. Mereka pun memadu kasih hingga akhirnya Maerah mengandung benih Gorawangsa.

Perilaku busuk Gorawangsa itu akhirnya diketahui adik

Basudewa, Arya Prabu Rukma.

Keduanya kemudian bertarung dan Gorawangsa tewas. Celakanya, Maerah yang sudah menderita karena tipu muslihat Gorawangsa malah diusir Basudewa. Alasannya, Maerah dianggap tidak pantas lagi berada di istana.

Pada suatu ketika, Maerah akhirnya melahirkan. Bayi lakilaki itu diberi nama Kangsa atau Kangsadewa. Anak itu kemudian diasuh Suratimantra, adik Gorawangsa.

Adu jago Ketika beranjak dewasa, Kangsa menjadi sosok sangat sakti, berwatak berangas, dan gemar berkelahi. Apa pun yang ia inginkan selalu ditempuh dengan kekerasan. Seharihari Kangsa selalu bikin keonaran.
Siapa pun yang menghalangi kehendaknya, diganyang. Aksi premanisme Kan itu meresahkan rakyat Mandura.

Basudewa pun sangat prihatin atas masa depan Mandura.
Dengan ketajaman intuisinya, Basudewa harus mengamankan tiga anak kandungnya ke Kademangan Widarakandang.
Ketiga anaknya itu adalah Kakrasana, Narayana, dan Bratajaya. Mereka diasuh Demang Antagopa.

Keprihatinan Basudewa menjadijadi setelah Kangsa menghadapnya untuk menuntut hak sebagai pangeran. Untuk menjaga jangan sampai terjadi keributan, Basudewa mengabulkan permintaan `anaknya' itu. Kangsa diberi kekuasaan atas wilayah atas wilayah kesatrian Sengkapura.

Selang tidak lama, Kangsa berulah lagi. Ia menginginkan kekuasaan yang lebih besar, takhta Mandura.
Perilaku angsa itu barat diwenehi ati ngrogoh rempela, dikasih kebaikan meminta lebih.

Kangsa menawarkan tontonan perkelahian antara jago Sengkapura dan Mandura. Siapa yang jagonya kalah, harus menyerahkan kekuasaan.

Lagi-lagi Basudewa tidak kuasa menolak. Beruntung ia menemukan jago bernama Bratasena yang kemudian diadu dengan jago Sengkapura, Suratimantra.

Di tengah pertarungan dua jago itu, Kangsa memiliki skenario lain, yakni melenyapkan Kakrasana dan Narayana. Sebab, jika kedua anak laki-laki Basudewa itu masih hidup, sulit baginya menjadi raja Mandura.

Namun, takdir tidak bisa dielak.

Suratimantra habis di tangan Bratasena dan Kangsa pun mati karena Kakrasana dan Narayana.

Dengan tewasnya kedua preman itu, Mandura kembali tenteram.

Kisah itu memberikan contoh betapa premanisme elite lebih berbahaya daripada premanisme pasar dan jalanan. Kenapa? Preman elite memiliki kekuasaan dan kewenangan. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya bangsa dan negara jika preman jenis itu melencengkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok seperti yang dipertontonkan Kangsa.

Karena itu, sungguh diperlukan ‘Kakrasana’ dan ‘Narayana’ untuk membinasakan berbagai macam ‘Kangsa’. Suradirajayaningrat lebur dening pangastuti, kekerasan akan hancur oleh kesabaran. (Ono Sarwono/H-1)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/03/16/ArticleHtmls/Kangsadewa-Preman-Elite-di-Kerajaan-Mandura-16032012023024.shtml?Mode=1

Newer Post Older Post

Powered by Blogger.