Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

[Koran-Digital] TAJUK, Sukuk Ritel Laris Manis

TAJUK, Sukuk Ritel Laris Manis PDF Print
Thursday, 15 March 2012
Penjualan obligasi syariah (sukuk) ritel laris manis.Melihat animo
investor yang tinggi itu, pemerintah optimistis mengantongi hasil
penjualan di atas Rp19 triliun dari sukuk yang berseri SR004.

Permintaan investor yang terus mengalir tersebut membuat sejumlah agen
penjual meminta tambahan jatah penjualan.Kesuksesan penawaran surat
utang yang berbasis syariah itu selain menunjukkan bahwa dana masyarakat
yang dilokasikan untuk investasi cukup besar,juga menunjukkan bahwa
pemerintah sukses menarik masyarakat untuk berinvestasi di jalur yang
benar. Berdasarkan data yang dipublikasi Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang,Kementerian Keuangan,jumlah pemesanan sukuk ritel SR004 telah
menembus 15.165 investor, padahal masa pemesanan masih tersisa dua hari
lagi.

Artinya peluang peningkatan pemesanan surat utang tersebut yang
ditawarkan oleh 24 agen penjual masih terbuka lebar.Total investor
individu yang tercatat itu setara dengan nilai pemesanan sebesar
Rp11,766 triliun.Padahal penerbitan sukuk ritel untuk keempat kali ini
menawarkan kupon sebesar 6,5% per tahun, sedikit lebih tinggi dari
rata-rata bunga deposito perbankan. Minat investor terhadap sukuk ritel
sejak diluncurkan tidak pernah surut.

Wadah investasi yang membidik investor individu itu, sebagaimana
diungkapkan Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang, penyerapannya didominasi pegawai negeri sipil (PNS)
dan pekerja swasta. Dari tiga seri sukuk yang sudah diluncurkan, PNS
menguasai volume pembelian sebesar 24,61% dengan jumlah investor sekitar
11,33% untuk SR001.Selanjutnya pada SR002 tercatat volume pembelian
11,81% didukung jumlah investor 22,06%, dan SR003 meraih volume
pembelian sekitar 12,77% dengan jumlah investor sebesar 22,94%.

Sementara volume pembelian oleh pegawai swasta tercatat sebesar 21,54%
dengan jumlah investor mencapai 39,02% untuk SR001.Selanjutnya,pada
SR002 minat pegawai swasta meningkat dengan volume pembelian yang
mencapai 34,07%, tetapi jumlah investor sedikit menipis menjadi
23,79%.Lalu pada SR003 minat pekerja swasta mulai mengendur yang hanya
mencatatkan volume pembelian sebesar 31,05% dan jumlah investor sebanyak
23,74%. Minat pekerja swasta untuk mengoleksi sukuk ritel menurun
seiring dengan mengecilnya nilai imbalan yang diberikan pemerintah.

Secara umum, instrumen sukuk bukan hanya mendapat perhatian dari
investor lokal,tetapi investor di level global juga melakukan perburuan
yang serius.Setidaknya itu terekam dari penerbitan sukuk oleh sejumlah
negara yang terus melambung. Pada triwulan kedua tahun 2011, secara
global penerbitan sukuk naik sekitar 5,8% dibandingkan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.Untuk urusan sukuk,Indonesia masih harus mengakui
kelebihan Malaysia.Pada kuartal kedua 2011, negeri jiran itu menerbitkan
sukuk senilai USD13,14 miliar, sedangkan Indonesia baru USD11,62 juta.

Memang, Malaysia lebih maju karena lebih dulu menggarap instrumen
investasi tersebut. Kembali pada penjualan sukuk ritel, meski selalu
terjual dengan laris manis di pasar perdana, produk investasi tersebut
belum menunjukkan taji di pasar sekunder.Rupanya, para pembeli atau
investor awal lebih banyak menahan (hold) ketimbang melakukan transaksi
setelah dicatatkan di pasar sehingga likuiditas sukuk ritel di pasar
belum sesuai yang diharapkan alias masih rendah.

Padahal,investor nonindividu yang berminat membeli sukuk ritel di pasar
sekunder cukup banyak.Jadi,pemerintah jangan hanya memikirkan soal laris
manis saat penawaran perdana,tetapi juga perihal ramainya sukuk ritel
diperdagangkan di pasar sekunder sehingga keuntungan investasi
masyarakat bisa lebih maksimal.●

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/477779/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Newer Post Older Post

Powered by Blogger.